WUJUD KESENIAN TRADISIONAL SHOLAWATA AL IRSYAD SEBAGAI BENTUK RASA CINTA MASYARAKAT PATUK LOR KEPADA NABI MUHAMMAD SAW

WUJUD KESENIAN TRADISIONAL SHOLAWATA AL IRSYAD SEBAGAI BENTUK RASA CINTA MASYARAKAT PATUK LOR
KEPADA NABI MUHAMMAD SAW

DYAH NAILA FAIZAH
2017015318

Abstrak

Kesenian tradisional sholawatan merupakan kesenian daerah yang biasanya dilakukan oleh sekelompok paguyuban bapak – bapak yang ada di masyarakat patuk lor. Biasanya kegiatannya berupa sholawatan dengan menyanyikan lantunan – lantunan syair berbahasa arab yang berisi doa – doa yang dipanjatkan kepada Allah Swt, rasa cinta kepada nabi Muhammad Saw, rasa ungkapan syukur masyarakat patuk lor kepada Allah Swt. Penulisan artikel ini bertujuan untuk mendiskripsikan dan mengenalkan kesenian tradisional solawatan masyarakat patuk lor, bahwa kesenian ini merupakan bentuk rasa syukur kita kepada Allah SWT dan rasa cinta kita kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW atas rahmat, karunia dan rizki yang telah diberikannya. Sedangkan metode yang digunakan dalam penulisan artikal ini adalah metode wawancara dan observasi secara langsung. Dari hasil wawancara dan observasi tersebut didapatkan bahwa kegiatan kesenian ini merupakan kegiatan kesenian tradisional yang harus dilestarikan. Semakin berkembangnya zaman kesenian tradisional dan modern ini akan mulai hilang, maka dari itu untuk melestarikan kesenian ini dibentuklah sekelompok paguyuban bapak – bapak.

Kata Kunci : Kesenian tradisional sholawatan

PENDAHULUAN

Kesenian tradisional dalam kajian budaya sering disebuat sebagai kesenian rakyat, yang mempunyai ciri – ciri tertentu yang terikat dengan wewaton ( dasar pertunjukan ), paugeran ( aturan pertunjukan ) dan pakem ( bakuan dalam setiap pertunjukan ). Ketiganya merupakan hal penting yang harus dijaga dalam setiap pertunjukan kesenian tradisional. Kesenian tradisional tidak bisa lepas dari kebudayan, karena seni lahir dari masyarakat yang berbudaya. Kesenian tradisional merupakan produk estetis simbolis masyarakat yang berakar pada pengalaman sosio-kultural-religius sehingga didalamnya terkandung kearifan lokal. Seiring dengan berkembangnya zaman kesenian tradisional mulai tergeser oleh kesenian modern. Banyak para generasi muda yang menyukai kesenian maderen daripada kesenian tradisional. Banyak sekali di berbagai acara televisi yang menayangkan tontonan tentang kesenian modern. Kesenian modern semakin lama semakin kuat kedudukannya di mata masyarakat terutama dikalangan anak muda. Bahkan kesenian modern jauh lebih banyak daripada kesenian tradisional. Hal ini disebabkan karena kesenian modern mampu memberikan banyak pilihan, mudah dipelajari, dan yang lebih penting adalah lebih modern.
Banyak orang meenganggap bahwa kesenian tradisional merupakam kesenian kuno dan ketinggalan zaman. Permasalahan mengenai kesenian tradisional tidak hanya di kalangan masyarakat saja tetapi dalam dunia pendidikan juga mengalami hal sama. Pada zaman sekarang muncul lebih banyak lagi kesenian modern yang leih menerik perhatian masyarakat, tentunya dengan kualitas yang lebih baik dan lebih menarik. Dengan perkembangan tersebuat kesenian tradisional semakin jauh ditinggalkan. Kesenian tradisional yang tidak ada peminatnya lama kelamaan akan penuh dengan sendirinya. Diera globalisasi seperti sekarang ini memang sulit mempertahankan kesenian tradisional dibergabai daerah. Banyak sekali kesenian tradisional yang mulai redup, dan bahkan sudah menghilang. Padahal banyak sekali nilai – nilai yang terkandung didalam kesenian tradisional.
Begitupun dengan kesenian tradisional sholawatan ini juga harus dilestarikan agar keberadaannya tidak pudar. Sholawata sendiri merupakan bentuk jamak dari kata solla atau salat yang berarti doa, keberkahan, kemuliaan kesejahteraan dan ibadah. Di masyarakat patuk lor sendiri, sholawatan merupakan kesenian daerah yang biasanya dilakukan oleh sekelompok paguyuban bapak – bapak yang ada di masyarakat patuk lor. Biasanya kegiatannya berupa sholawatan dengan menyanyikan lantunan – lantunan syair berbahasa arab yang berisi doa – doa yang dipanjatkan kepada Allah Swt, rasa cinta kepada nabi Muhammad Saw, rasa ungkapan syukur masyarakat patuk lor kepada Allah Swt. Tujuan diadakan sholawatan ini adalah untuk melestarikan kesenian tradisional yang sudah mulai pudar karena perkembangan zaman, suatu bentuk kerukunan dari payububan bapak – bapak masyarakat patuk lor serta ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT dan merupakan bentuk cinta kita kepada nabi Muhammad SAW.

PEMBAHASAN

1.        Sejarah kesenian tradisional sholawatan
Dusun Patuk Lor terletak di Desa Tirtorahayu  Kecamatan Galur Kabupaten Kulon Progo Provinsi Yogyakarta. Masyarakat di Dusun Patuk Lor ini mayoritas beragama Islam. Seperti halnya islam di daerah – daerah lain, di Dusun Patuk Lor ini juga terdapat beberapa organisasi separti NU, Muhamadiyah, LDII dan yang lain – lainnya. Namun kelompok islam yang paling banyak dianuti yaitu NU, adapun kelompok lain yang diikuti adalam minoritas kecil. Islam NU banyak dianuti oleh masyarakat Dusun Patuk Lor ini terlihat dari keseharian masyarakat di Dusun Patuk Lor yang rutin menjalankan ritual – ritual keagamaan seperti kenduri atau upacara – upacara kejawaan, Yasinan, Tahlilan dan Sholawatan. Sholawatan merupakan salah satu upacara adat yang sering dilakukan selain Tahlilan, Yasinan dan kenduri. Sholawatan merupakan suatu kesenian yang harus dilestarikan keberadaannya.
Kesenian tradisional sholawatan ini, merupakan kesenian daerah yang berbentuk kesenian jawa yang biasanya dilakukan oleh sekelompok paguyuban bapak – bapak yang ada di masyarakat patuk lor. Biasanya kegiatannya berupa sholawatan dengan menyanyikan lantunan – lantunan syair berbahasa jawa berisi doa – doa yang dipanjatkan kepada Allah Swt, rasa cinta kepada nabi Muhammad Saw, rasa ungkapan syukur masyarakat patuk lor kepada Allah Swt. Kesenian ini dibentuk oleh bapak irsyad dengan tujuan untuk menguri – nguri budaya jawa ( dalam hal keagamaan ).
2.        Prosesi kesenian tradisional sholawatan
Kesenian tradisional sholawatan ini dimulai dengan menyiapkan perlengkapan perlengkapan yang dibutuhkan saat sholawatan berlangsung. Perlengkapan yang dibutuhkan adalah seperangkat sound sistem ( pengeras suara ), alat gamelan ( gendang, kemplang, kempling dan gong ), buku sholawatan. Buku sholawatan disini berisikan syair – syair lagu dalam bahasa jawa yang mempunyai makna dan filosofi tersendiri. Setelah semua perlengkapan siap, kesenian tradisional sholawatan ini siap dilakukan. Dengan menabuh gameelan jawa dan diiringi pembacaan syair – syair, kesenian sholawatan ini sudah berlangsung.

Contoh syair lagu

1.        Makna atau filosofi yang terkandung dalam kesenian tradisional sholawatan
Filosofi dalam sholawatan AL IRSYAD ini adalah menceritakan kehidupan manusia di bumi ini tidak hanya menumpang atau mampir saja, akan tetapi juga mencari bekal untuk di akhirat nanti. Selain mencari bekal untuk diakhirat nanti kita juga mencari bekal untuk memenuhi kehidupan kita di dunia ini. Kehidupan kita di dunia ini tidak hanya untuk main – main saja akan tetapi juga mencari ilmu, mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan kita di dunia maupun di akhirat kelak.

Contoh gambar filosofi yang benceritakan kehidupan manusia 

 1.        Nilai – nilai yang terkandung dalam kesenian tradisioal sholawatan
a.       Nilai keagamaan
Nilai keagaman yang terkandung dalam kesenian ini adalah bentuk sholawat yang merupakan rasa syukur kita, rasa cinta kita kepada Allah SWT dan nabi Muhammad SAW, yang dipanjatkan oleh masyarakat warga patuk lor. Serta merupakan bentuk kesenin untuk menguri – nguri kesenian daerah yang ada di masyarakat warga patuk lor.
b.      Nilai sosial
Nilai sosial yang terkandung dalam dalam kesenian tradisional sholawat AL IRSYAD ini adalah dapat mengeratkan tali silaturahmi da tali persaudaraan antara masyarakat warga patuk lor, karena sholawata AL IRSYAD ini dilakukan oleh sekelompok paguyuban bapak – bapak yang berada di masyarakat patuk lor.
  
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kesenian tradisional sholawatan AL IRSYAD merupakan kesenian daerah yang biasanya dilakukan oleh sekelompok paguyuban bapak – bapak yang ada di masyarakat patuk lor. Biasanya kegiatannya berupa sholawatan dengan menyanyikan lantunan – lantunan syair berbahasa arab yang berisi doa – doa yang dipanjatkan kepada Allah Swt, rasa cinta kepada nabi Muhammad Saw, rasa ungkapan syukur masyarakat patuk lor kepada Allah Swt. Perlengkapan dalam prosesi kesenian ini adalah seperangkat pengeras suara dan sound sistem, gamelan ( gendang, kempling, kemplung dan gong ). Biasanya sholawatan AL IRSYAD ini dilakukan setiap sebulan satu kali pada saat malam minggu. Filosofi dari sholawat AL IRSYAD ini adalah menceritakan kehidupan manusia di dunia itu tidak hanya ber main – main saja tetapi untuk mencari bekal untuk memenuhi kebutuhan  kita di dunia maupun di akhirat kelak. Sedangkan nilai – nilai yang terkandung dalam kesenian tradisional sholawat AL IRSYAD ini adalah nilai keagamaan dan nilai sosial.
B.     Saran
Penulisan artikel ini semoga dapat bermanfaat bagi para pembacanya, terkusus warga masyarakat patuk lor. Agar warga masyarakat patuk lor mengenal dan mengetahui kesenian tradisional yang sampai saat ini masih terus dilaksanakan. Bagi penulis sendiri, semoga artikel ini bermanfaat dan menambah pengetahuan penulis tentang kesenian tradisional yang sampai saat ini masih terus dilaksanakan di masyarakat patuk lor. 

SUMBER

Observasi dan wawancara secara langsung.
Buku panduan sholawata AL IRSYAD
Khoirur Roda’i, Riza dan Novi Triana Habsari. 2016. Kesenian Gembrungan Di Desa Kaibon Kecamatan Geger Kabupaten Madiun ( Kajian Nilai – Nilai Lokal Sebagai Pembelajaran Sejarah Lokal ). Jurnal Agastya. 6 ( - ). 112 – 136.

                                                     LAMPIRAN FOTO KEGIATAN 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebudayaan Daerah Kebumen Tradisi Janengan

Kesenian Daerah Kuda Lumping “Embleg” di Buluspesantren

TRADISI RASULAN DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL