TRADISI RASULAN DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL



TRADISI RASULAN DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Endang Latifa Rahma (2017015052)
Abstrak

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami tradisi turun temurun yang ada di Kabupaten Gunungkidul. Sebagai masyarakat yang mayoritas mengandalkan sektor pertanian tentu menginginkan keberkahan dan kemakmuran yang ditunjukkan dengan melimpahnya hasil panen. Untuk itu masyarakat mengadakan upacara “Rasulan“ yang bertujuan untuk memohon kepada tuhan melalui leluhur agar dilancarkan dalam bertani, dan mendapatkan hasil panen yang baik serta berterimakasih atas apa yang telah terjadi selama satu tahun kebelakang.
Kata Kunci ; Rasulan, tradisi, Gunungkidul
I.         PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG  

            Kebudayaan merupakan cerminan dari seluruh aspek kehidupan masyarakat setempat. Dari kebudayaan tersebut akan terlihat bagaimana tingkat peradaban dan kehidupan masyarakat sekitar. Salah satu kebudayaan yang melekat erat pada warga masyarakat Gunungkidul yaitu “Rasulan“ tradisi tersebut sebenarnya tidak berkaitan dengan upacara keagaam, tetapi pada zaman dahulu tradisi tersebut diadakan oleh para petani untuk memohon diperlancar dan dilimpahkan hasil panen melalui roh leluhur, tetapi saat ini rasulan di selenggarakan untuk melestarikan kebudayaan daerah dan menarik wisatawan. Walaupun semakin berkembangnya zaman yang menimbulkan modernisasi di berbagai aspek kehidupan tradisi rasulan tersebut tidak pernah hilang dan selalu di peringati oleh warga  masyarakat sekitar. Setiap di peringatinya tradisi ini pasti menimbulkan daya tarik tersendiri. Banyak kalangan masyarakat yang mengkaitkan kebudayaan dengan kemusrikan tetapi ada juga yang menganggap tradisi tersebut merupakan upaya pelestarian sebuah kebudayaan.
                Salah satu keunikan dari rasulan yaitu meskipun zaman semakin berkembang, teknologi semakin maju tetapi tradisi rasulan tetap di lestarikan oleh warga masyarakat gunungkidul. Karena masyarakat gunungkidul mayoritas bekerja sebagai petani, daerah nya terdiri atas pegunungan-pegunungan maka banyak filosofi yang terkandung dalam tradisi rasulan yang seolah sesuai dengan kondisi masyarakat tersebut. Selain itu rasulan banyak memiliki makna yang terkandung dalam sebuah kebudayaa. Untuk itu artikel ini bertujuan untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan rasulan dan bagaimana prosesnya.

B.     TUJUAN
Artikel ini bertujuan untuk memaparkan informasi mengenai tradisi rasulan serta bagaimana proses berlangsungnya tradisi tersebut.  Manfaat yang di peroleh dari tulisan ini yaitu kita semakin tahu mengenai kebudayaan daerah yang ada di gunungkidul serta sebagai referensi apabila akan berkunjung ke gunungkidul selain untuk menikmati keindahan alam.
II. PEMBAHASAN
           Rasulan merupakan tradisi dari nenek moyang terdahulu yang masih dilestarikan  atau diuri-uri oleh masyarakat gunungkidul. Tidak diketahui secara pasti bagaimana sejarah awal di lakukan oleh masyarakat warga sekitar. Nama lain dari rasulan yaitu bersih desa/dusun. merti desa/dusun. Bisa dinamao sebagai bersih dusun/desa karena dalam serangkain acara tersebut terdapat acara-acara untuk menjaga kebersihan dan keindahan desa. contohnya : Kerjabakti/gotong royong membersihkan jalan, membersihkan selokan, membersihkan makam, membersihkan tempat-tempat umum, merapikan pagar di setiap rumah, lomba kebersihan,dll. Di usetiap daerah atau padukuhan memilihi adat yang berbeda-beda dalam melaksanakan rasulan, biasanya dalam pelaksanaannya di ikuti dwngan pentas seni tradisional yaitu, wayang, reok ,ketoprak dll. Walaupun setiap daerah memiliki cara yang berbeda dalam memperingati rasulan tetapi maknya yang terkandung tetap sama.
               Waktu pelaksanaan rasulan setiap desa/dusun berbeda-beda tergantung dari kesepakatan setiap desa tersebut, biasanya dilaksanakan antara bulan juni-agustus. Trasisi rasulan biasanya  silakukan tersebut setelah musim panen karena untuk menunjukkan rasa syukur kepada Allah S.w.t yang telah memberikan kelimpahan hasil panen yang baik. Selain itu rasulan juga dimaknai sebagai bentuk Sedekah berupa makanan kepada masyarakat lain baik yang berasal dari desa itu sendiri maupun desa lain. Selain itu tradisi tersebut untuk mengingatkan setiap manusia untuk selalu inggat akan adanya tuhan.
            Serangkaian acara rasulan biasanya sampai 3 hari yang biasanya terdiri dari kerjabakti, lomba kebersihan, lomba masakan tradisional dan puncaknya yaitu genduri dan pawai, kemudian di lain hari akan dilaksanakan pertunjukan kesenian daerah. Biasanya saat rasulan warga desa tersebut akan menyediakan makanan untuk para tu yang datang kerumah. Untuk itu biasanya banyak teman dari anggota keluarga tersebut akan berbondong-bondong datang untuk menikmati makanan yang telah di sajikan. Makanan yang di sajikanpun di setiap rumah biasanya sama yaitu ayam goreng, tempe, tahu, urap, gudek dan sayur santan pedas (jangan lombok) dan yang paling wajib ada yaitu rempeyek.
            Acara puncak dari rasulan yaitu saat genduri di balai desa dengan membawa tumpeng dan ingkung yang dimasak oleh warga setiap padukuhan. Bahan masakan untuk membuat tumpeng biasanya iuran setiap rumah, iuran tersebut tidak ditentukan tetapi seiklasnya, contohnya sayur-sayuran, kelapa, beras, bumbu dapur . Tumpeng yang telah jadi akan di doakan oleh seseorang yang telah di tunjuk oleh masyarakat. Saat genduri biasanya akan di panjatkan doa agar seluruh masyarakat di beri keselamatan, di berikan berkah dalam pertanian, dan agar terhindar dari perpecahan antar sesama. Tumpeng di upacara Rasul adalah paralambang Gunung, atau kode adanya gunung-gunung, karena Kabupaten gunungkidul merupakan daerah yang terdiri dari gunung-gunung .Dalam genduri tersebut masyarakat juga membawa tumpeng kecil yang di taruh dalam sebuah wadah beserta lauk paunya. Setelah selesai genduri nasi tersebut akan di bagi-bagikan keseluruh masyarakat secara merata.
               Selain itu masyarakat jauh-jauh hari sebelumnya juga membuat gunungan yang berisi berbagai hasil panen. Gunungan merupakan sebuah karya yang berbentuk segitiga/kerucut (bagian atasnya meruncing). Gunungan melambangkan gunung karena bentuknya segitiga. Hal tersebut sesuai karena Gunungkidul merupakan daerah yang dijuluki pegunungan seribu. Contohnya kacang panjang, jagung, tomat, singkong dll. Gunungan yang di susun secara indah dan artistik akan diarak keliling desa setelah didoakan saat genduri. Gunungan ini merupakan penanda paling menonjol dalam tradisi rasul. Gunungan tersebut akan diarak di panggul oleh 4-6  orang karena ukurannya yang begitu besar dan berat.
    Setelah tradisi Genduri selesai selanjutnya akan dilakukan pawai keliling desa. Acara tersebut merupakan acara yang sangat meriah. Tradisi rasul selain untuk mengikat kerukunan juga berfungsi untuk meningkatkan kreatifitas masyarakat dalam memmeriahkan pawai budaya tersebut. Setiap RT akan menampilkan kreatifitasnya masing masing, sehingga banyak sekali peserta pawai. Setelah pawai biasanya akan berkumpul ke balai desa kembali untuk diadakan acara rebutan gunungan. Gunungan yang akan diperebutkan akan di susun secara berjejer di depan balai desa, dan masyarakat akan merubungi gunungan tersebut. Ada yang memiliki keyakinan bahwa hasil dari berebut gunungan tersebut dapat membawa berkah dalam hidup, tetapi ada juga yang hanya sekedar mengikuti berebut gunungan hanya sekedar untuk memeriahkan acara.
            Nilai moral yang terkandung dalam tradisi rasulan sangat banyak, antara lain; mengajarkan untuk selalu bersyukur karena apa yang kita peroleh merupakan pemberian yang maha kuasa, Selalu meminta ampun dan memohon perlindungan dari yang maha kuasa, Selalu berbagi satu sama lain, Memupuk sikap persatuan an kesatuan dengan selalu dilaksanakannya gotong-royong dalam masyarakat, serta tidak lupa akan kebudayaan karena jika bukan kita yang melestarikan siapa lagi.

II. PENUTUP
A. KESIMPULAN
            Tradisi rasulan merupakan tradisi turun temurun yang di lakukan oleh masyarakat gunungkidul setelah adanya panen. Hal tersebut merupakan ungkapan rasa syukur kepada yang maha kuasa telah melimpahkan berkah dan melancarkan kegiatan pertanian. Selain itu rasul juga dimaknai sebagai kegiatan untuk membersihkan desa. Urutan acara rasulan antara lain genduri, pawai budaya, berebut gunungan. Selain sebagai tradisi tahunan acara rasulan juga merupakan pemberi daya Tarik tersendiri bagi turis mancanegara maupun domestik. Selain itu radulan juga memiliki nlai moral antara lain; mengajarkan untuk selalu bersyukur karena apa yang kita peroleh merupakan pemberian yang maha kuasa, Selalu meminta ampun dan memohon perlindungan dari yang maha kuasa, Selalu berbagi satu sama lain, Memupuk sikap persatuan an kesatuan dengan selalu dilaksanakannya gotong-royong dalam masyarakat, serta tidak lupa akan kebudayaan karena jika bukan kita yang melestarikan siapa lagi.

SUMBER :
Bapak Suparman dan Ibu Nur Giyanti selaku warga desa Nglipar Gunungkidul
Wulandari Erfina,Annisa Fitri Nurkholidah, dkk. 2018. Penguatan Budi Pekerti Melalui Tradisi Rasulan. Jurnal Pendidikan, Sosiologi dan
Antropologi 2(1)
DOKUMENTASI :




 































































Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebudayaan Daerah Kebumen Tradisi Janengan

Kesenian Daerah Kuda Lumping “Embleg” di Buluspesantren