Tradisi “Kondangan Rayahan” Di Dusun Bapangan Rw 08, Karangtalun, Karangdowo Klaten, Jawa Tengah
TRADISI
“KONDANGAN RAYAHAN” DI DUSUN BAPANGAN
RW 08, KARANGTALUN, KARANGDOWO KLATEN, JAWA TENGAH
Oleh : Nur Arifah
NIM : 2016015319
Abstract
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk bersyukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan banyak kenikmatan, rahmat, dan
hidayah-Nya kepada kita semua. Beberapa kenikmatan yang diberikan adalah lahan
persawahan yang subur, hasil panen yang melimpah, dan desa yang makmur dan
aman. Cara mengungkapkan rasa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah dengan
menerima apa yang telah di berikan oleh yang Maha Kuasa walaupun itu hanya
sedikit. Selain dengan selalu menerima apa yang telah diberikan oleh Tuhan Yang
Maha Esa, dapat dilakukan juga dengan cara lain seperti yang dilakukan oleh
warga Dusun Bapangan RW 08, Karangtalun, Karangdowo, Klaten, Jawa Tengah yaitu
mengadakan “Kondangan Rayahan”.
“Kondangan Rayahan” merupakan wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
hasil panen yang melimpah dan upaya membersihkan desa. Tradisi “Kondangan Rayahan” dilakukan setiap
selesai masa panen padi. Seluruh warga berkumpul di depan salah satu rumah
warga dengan membawa besek yang
berisi buah-buahan dan jajan pasar dan juga ada yang membawa ambengan yaitu berisi nasi beserta lauk
pauk dan kerupuk.
Pendahuluan
Pada zaman yang semakin maju
ini teknolgi semakin canggih dan modern mempunyai dampak yang positif dan
negatif. Mengambil contoh dalam hal kebudayaan daerah, jika kita dapat
memanfaatkan kecanggihan teknolgi maka kita akan dapat membuat kebudayaan daerah
dapat dikenal oleh orang banyak dan melestarikannya dengan baik, tetapi jikaa
kita tidak dapat memanfaatkan kecanggihan teknolgi dalam melesetarikan
kebudayaan daerah dengan baik maka yang terjadi adalah mulai terlupakannya
budaya-budaya leluhur yang telah ada tergantikan oleh kecanggihan teknologi dan
besar kemungkinan budaya daerah tersebut akan di akui oleh bangsa lain karena
kita yang mempunyai budaya tersebut tidak melestarikannya.
Dalam melestarikan
kebudayaan yang diwariskan oleh nenek moyang kita harus mengenalkan budaya
tersebut mulai sejak dini. Tujuan mengenalkan kebudayaan diharapkan anak dapat mempunyai
rasa memiliki dan cinta terhadap budaya sendiri. Kemajuan teknologi yang
semakin canggih ini diharapkan mampu membatu dalam proses pengenalan budaya,
menarik minat untuk mempelajari serta melestarikan kebudayaan daerah sendiri.
Artikel ini dibuat untuk
mengenalkan kebudayaan atau tradisi yang ada pada suatu daerah yang mungkin
menjadi ciri khas dari desa tersebut dan dilakukan secara turun temurun
contohnya seperti yang ada di Dusun Bapangan RW 08. Tradisi “Kondangan
Rayahan” yang ada di Dusun Bapangan dilakukan untuk mengucapkan rasa syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan hasil panen yang melimpah
serta membersihkan desa agar kedepanya terhindar dari hal-hal yang kurang baik.
Kondangan Rayahan ini diikuti oleh
seluruh warga Dusun Bapangan RW 08 dari mulai anak-anak, pemuda-pemudi, orang
tua, dan lansia. Acara Kondangan Rayahan ini
merupakan acara yang menarik karena banyak warga yang antusias saat mengikuti
acara ini setiap diadakan.
Pembahasan
1. Asal
Mula Kondangan Rayahan
Asal mula Kondangan Rayahan merupakan wujud
ungkapan syukur warga kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan hasil
panen yang melimpah. Selain sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa Kondangan Rayahan juga bertujuan untuk
membersihkan desa dari hal-hal yang kurang baik. Dalam Kondangan Rayahan akan berkumpul di salah satu halaman rumah warga
dengan membawa besek yang berisi buah
dan jajan pasar untuk Rayahan anak-anak
kecil dan untuk orang dewasa akan membawa ambengan
yang berisi nasi beserta lauk pauk. Kegiatan Kondangan Rayahan akan dilakukan setiap sehabis masa panen usai.
2. Prosesi
Kondangan Rayahan
Kondangan Rayahan biasanaya dilakukan setiap habis masa panen tiba.
Acara ini dilakukan warga sebagai ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena telah memberikan panen yang melimpah dan sekalian untuk membersihkan
desa dari hal-hal yang kurang baik. Rayahan
sendiri dalam bahasa Indonesia berarti berebutan.
Kondangan Rayahan dilakukukan pada jam 16.00 atau setelah sholat ashar,
warga dan anak-anak bersama-sama akan menyiapkan tempat untuk tempat meletakan
hasil bumi dengan membentangkan tikar memanjangan dibagi menjadi dua bagian untuk
tempat meletakan besek berisi buah
dan jajan pasar, sementara yang satunya akan berisi ambengan (yang berisi nasi, lauk pauk dan kerupuk). Besek yang berisi buah-buahan dan jajan
pasar tersebut mempunyai makna yaitu wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa karena telah memberikan hasil panen yang melimpah, begitu pula dengan ambengan yang berisi nasi dan lauk pauk
juga merupakan wujud ungkapan syukur.
Besek dan ambengan di tata
berhadap-hadapan antar satu sama lain lalu yang membawa besek dan ambengan duduk
di belakangnya. Sebelum di rayah besek dan
ambengan tersebut akan di doakan oleh
pak haji atau mbah kaum desa terlebih
dahulu. Setelah doa selesai warga akan rayahan
atau rebutan besek dan ambengan tersebut. Warga boleh merayah besek dan ambengan
manapun karena itu sudah menjadi milik bersama.
Foto persiapan Rayahan
warga akan berdiri dibelakang besek jika
tidak dapat tempat duduk
Setelah besek dan ambengan selesai di doakan maka pak haji atau mbah kaum akan menghitung atau memberi aba-aba untuk merayah atau merebutkan besek dan ambengan tadi. Setelah dimulai maka warga akan mulai merebutkannya
tidak memandang itu punya siapa jika setelah didoakan selesai maka boleh
direbutkan bersama.
Tradisi Kondangan Rayahan mempunyai nilai budaya
pertama, ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan hasil
panen yang melimpah. Kedua, sebagai ajang berkumpul warga untuk bersilaturahmi,
karena Kondangan Rayahanan ini
menarik antusias warga untuk datang walaupun sekedar melihat. Ketiga,
mengenalkan budaya daerah kepada anak-anak sejak dini bahwa nenek moyang mereka
mempunyai tradisi Kondangan Rayahan
yang berbeda dengan tempat yang lain, di Dusun Bapangan RW 08 mengenalkan
kebudayaan sejak dini seperti belajar kesenian jaranan dan Kondangan Rayahan ini.
Penutup
Bersyukur atas segala
pemberian Tuhan Yang Maha Esa atas segala pemberian-Nya. Cara dalam
mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan dengan selalu ikhlas pada apa yang telah
diberikan Tuhan walaupun hasilnya tidak seberapa. Cara lain yang dilakukan
warga Bapangan RW 08 dalam mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan yang
dilakukan selain ikhlas menerima pemberian-Nya adalah dengan mengadakan Kondangan Rayahan. Kegiatan tersebeut
dilakukan hanya untuk mewujudkan ungkapan syukur bersama-sama atas hasil panen
yang melimpah dan untuk membersihkan desa dari hal-hal kurang baik. Warga
bersama-sama bersyukur dan berdoa bersama agar pada panen selanjutnya diberikan
hasil panen yang cukup, dan berdoa agar desa mereka selalu diberikan kemakmuran,
keamanan, kenyamanan, dan ketenangan.
Selain untuk mengungkapkan
rasa syukur ada banyak nilai budaya dan nilai-nilai lainnya yang dapat dipetik
dari kegiatan ini. Kegiatan ini dapat di jadikan ajang silaturahmi antar warga.
Kondangan Rayahan dapat dijadikan
sebagai wujud pelestarian kebudayan daerah yang telah ada sejak zaman nenek
moyang mereka. Sebagai wujud pengenalan budaya kepada anak sejak dini agar
mereka mempunyai rasa cinta dan merasa memiliki budaya sejak dini, sehingga
ketika mereka sudah dewasa mereka dapat melestarikannya terus menerus.
Sumber Referensi primer observasi dan wawancara dengan istri ketua RW
yaitu Ibu Asri.
Lampiran
Foto ketika warga menunggu pak haji atau mbah kaum datang untuk mendoakan
Foto ketika sedang berdoa dan persiapan rayahan atau rebutan besek yang telah di doakan
Foto ketika sedang rayahan





Komentar
Posting Komentar