Napak Tilas Sedekah Bumi
Napak
Tilas Sedekah Bumi
Oleh
:
Ninik
Anggarani
20170150
Abstrak
Islam
merupakan agama sebagai samawi terakhir, yang berfungsi sebagai rahmat dan
nikmat nilai kesempurnaan yang tinggi. Kesempurnaan yang mana meliputi
segi-segi fundamental tentang duniawi, yang guna menghantarkan manusia kepada
kebahagiaan lahir batin serta dunia dan akhirat. Pada kenyataannya masyarakat
di desa Dumpil kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati, yang mayoritas beragama
islam masih mempercayai tentang adanya mitos yang terjadi. Jika di Desa Dumpil
tidak melaksanakan tradisi sedekah bumi, maka akan ada satu hal yang tidak di
inginkan terjadi. Sedah bumi ini dilakukan bahwa masyarakat desa Dumpil dalam
mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan rizki melalui tanaman hasil bumi yang di taman oleh masyarakat dengan cara
mengimplementasikan melalui tradisi sedekah bumi, yang dilaksanakan setiap
habis panen hasil bumi. Masyarakat di desa Dumpil perlu adanya memelihara alam
sekitarnya, karena pada dasarnya manusia memiliki ketergantungan yang begitu
besar kepada lingkungannya. Tradisi sedekah buni ini dilakukan karena
masyarakat percaya agar nantinya usaha pertanian atau hasil bumi mendapat hasil
yang baik dan memuaskan. Petani di masyarakat desa Dumpil juga meminta selamat
bagi sawah dan ladangnya, agar hasilnya melimpah gemah ripah loh jinawi.
Sedekah bumi ini mempunyai makna agar manusia selalu ingat akan adanya kepada
Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmad dan hidayahnya dan memberi
rizkiselama satu tahun serta diharapkan pada tahun yabg akan datang rizki yang
diterimadari hasil pertanian akan menjadi lebih baik lagi. Pada nilai-nilai
Islam dan Hindu-Budha berpadu dalam tradisi sedekah bumi, atau hal ini bisa
juga disebut sebagai bentuk sinkretisme. Nilai-nilai tersebut diantaranya
merupakan norma atau aturan yang ada di masyarakat desa Dumpil dan etika
berinteraksi sosial yang sesuai dengan tuntunan Islam dalam rangka persembahan
tradisi adat sedekah bumi, yang hubungannya antara Tuhan, Alam, dan manusia.
Jadi setiap selesai panen dalam satu tahun sekali masyarakat di Desa Dumpil
selalu mengadakan tradisi sedekah bumi, yang nantinya masyarakat di desa Dumpil
mengadakan tontonan yaitu berupa kethoprak, karna itu wajib yang setiap
tahunnya di adakan.
PENDAHULUAN
Islam
sebagai agama samawi terakhir, berfungsi sebagai rahmat dan nikmat nilai
kesempurnaan yang sangat tinggi. Kesempurnaan yang mana meliputi segi-segi
fundamental tentang duniawi dan ukhrawi, gunaa menghantarkan manusia kepada
kebahagiaan lahir dan batin serta dunia dan akhirat. Islam agama yang sesuai
antara keimanan dan perbuatan. Keimanan merupakan aqidah dan pokok sedangkan
perbuatan itu syari’at. Keduanya adalah sebagaimana pohong dan buahnya sebagai
musabab dan sebabnya.
Islam
dan kebudayaan dalam al-din terjalin pola hubungan yang seimbang. Sasaran utama
agama adalah hablum min Allah keyakinan ( Al-Qur’an dan Hadis). Sedangkan
sasaran utama kebudayaan adalah alam nyata yang bertumpu pada budi, berasaskan
kepercayaan rasional. Setiap masyarakat memiliki kebudayaan yang khas, hal ini
dikarenakan kondisi sosial budaya masyarakat antara yang satu dengan yang lain
berbeda. Kebudayaan sebagai cara untuk berfikir dan cara merasa menyatukan diri
dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia yang membentuk kesatuan sosial
dalam suatu ruang dan waktu.
Manusia
juga mempunyai peluang untuk berikhtiar dengan kemampuan yang dimiliki,
setidaknya dengan berdo’a, memohon pertolongan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Namun terdapat pula upaya yang lebih diwarnai oleh nilai-nilai yang bersumber
dari agama Hindu. Pada masyarakat Jawa Tengan mempunyai kepercayaan tentang roh
dan kekuatan gaib yang telah dimulai sejak zaman dahulu. Anggapan ini
menyebabkan orang jawa mengakui adanya roh yang paling berkuasa dan lebih kuat
dari manusia. Manusia dalam mengadakan upacaya menyembahkan sesaji, agar
terhindar dari roh. Kepercayaan masyarakat jawa dikenal juga upaya untuk
menghubungi roh halus.
Upacara
tradisional pada hakikatnya dilakukan untuk menghormati, memuja, mensyukuri dan
minta keselamatan pada leluhurnya dan tuhannya. Pemujaan dan penghormatan
kepada leluhur bermula dari perasaan takut, segan dan hormat kepada leluhurnya.
Perasaan ini timbul karena masyarakat mempercayai adanya sesuatu yang luar
biasa yang berada diluar kekuasaan dan kemampuan manusia yang tidak nampak oleh
mata. Penyelenggaraan upacara adat beserta aktifitas yang menyertainya ini
mempunyai arti bagi warga masyarakat yang bersangkutan. Hal ini bisa dianggap
sebagai rasa penghormatan dan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Ada
hal yang menarik dalam pelaksanaan upacar sedekah bumi di Desa Dumpil ini
yaitu, pada saat pembawaan sesaji menuju punden yaitu semua warga desa dumpil
membawakan sesaji entah itu berupa nasi atau pisang dan kepala desa naik kuda
dengan mengeliliki desa. Pada saat membawa sesaji ke punden semua warga desa
mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas dilimpahkan rahmat
kepada warga desa. Dan tak lupa pada saat acara pertunjukan kethoprak yaitu
harus menyediakan hasil panen atau hasil bumi, karena ini semua merupakan wujud
rasa syukur atas keberhasilan dalam hasil bumi.
Tujuannya
yaitu mengetahui pengertian rasa syukur dalam budaya jawa, mendeskripsikan
sistem kepercayaan masyarakat desa Dumpil kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati
Jawa Tengah. Didalam menjelaskan ritual kebudayaan masyarakat tentang aspek
kesyukuran yang diwujudkan dalam formasi sedekah bumi. Mengetahui besarnya
formasi-formasi ajaran islam sebagai agama yang mendasari kehidupan masyarakat
desa Dumpil kedalam sistem ritual sedekah bumi.
PEMBAHASAN
Upacara
sedekah bumi merupakan salah satu upacara adat berupa prosesi seserahan hasil
bumi dari masyarakat kepada alam. Upacara ini biasanya ditandai dengan pesta
rakyat yang di adakan di balai desa. Upacara ini sudah berlangsung turun
temurun dari zaman nenek moyang kita dan berkembang di pulau jawa.
Sedekah
bumi adalah salah satu upacara tradisional untuk mengungkapkan rasa syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Upacara ini masih banyak kita jumpai di pedesaan,
yang kehidupan masyarakat ditopang pada sektor pertania. Upacara sedekah bumi
ini menjadi sarana upacara terima kasih dan rasa syukur warga setempat kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas berkumpulnya dengan penuh suka cita untuk berbagai
kegiatan ritual keagaamaan dan pesta rakyat. Khususnya bagi masyarakat jawa
para kaum petani, tradisi sedekah bumi ini merupakan rasa syukur atas hasil
pertanian hasil bumi yang telah ditamannya selama ini.
Upacra
sedekah bumi diselenggarakan pada musim panen dan menjelang tanam. Pada acara
pertunjukannya biasanya di tempatkan di kantor kepala desa dan seserahan sesaji
dilakukan di punden. Di desa Dumpil pertunjukannya tak lagi melaikan
pertunjukan kethoprak. Pada waktu pagi sebelum terbit matahami para warga desa
Dumpil berbondong-bondong membawa sesaji menuji punden. Setelah ritual selesai
para warga mengiring kepada desa keliling desa dengan menggunakan kuda. Setelah
selesai, kemudia berkumpul di kantor kepada desa akan adanya pertunjukan
ketroprak. Pertunjukan itu dilaksanakan pada siang dan malam hari sampai subuh.
Dan diatas panggung ketroprak tersebut harus diberi sesaji berupa hasil bumi
yaitu, ketela, padi, jagung, dan hasil bumi lainnya. Tradisi sedekah bumi ini
dilaksanakan setahun sekali.
Ubarampe
yang digunakan pada tradisi sedakah bumi yaitu seperti jajan pasar, pasung,
dumbeg, tumpeng jajan pasar dan lainnya. Setelah itu semua sudah siap, ubarampe
tersebut dibawa dan di kumpulkan menjadi satu di tempat yang digunakan untuk upacara
tradisi sedekah bumi yaitu di punden. Sesudah dilakukan tradisi tersebut
ubarampe tersebut dibagikan kepada warga yang ikut hadir dalam tradisi upacra
di punden tersebut.
Makna
dari ubarampe tersebut pada nasi tumpeng maknanya supaya manusia bisa menjalani
hidup dengan bijaksana. Jaja pasar, pasung, dan dumbek memiliki makna yaitu
bahwa hasil bumi bisa bermanfaat untuk manusia sebagai bahan makanan.
Nilai
budaya yang didapat dari tradisi sedekah bumi yaitu meskipun tradisi itu sudah
pada zaman dahulu, tetapi saat ini masih tetap berkembang dan tetap
dilestarikan supaya tidak terjadi punah. Karena tradisi ini merupakan
peninggaran nenek moyang kita yang wajib kita jaga dan kita budayakan dan kita
kenalkan kepada anak cucu kita, supaya tradisi ini tidak musnah dan hilang.
Nilai
pendidikan yang terkandung didalam tradisi ini yaitu tentang agama, yang bisa
mendidik kepribadian akhlak mulia. Dan bagaimana cara mensyukuri wujud sara
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmatnya kepada umat
manusia. pada tradisi sedekah bumi ini dapat mengajarkan manusia bagaimana cara
bersyukur atas rahmat yang dilimpahkan kepada manusia, dengan cara melakukan
tradisi-tradisi tersebut.
PENUTUP
Islam
dan kebudayaan dalam al-din terjalin pola hubungan yang seimbang. Sasaran utama
agama adalah hablum min Allah keyakinan ( Al-Qur’an dan Hadis). Sedangkan
sasaran utama kebudayaan adalah alam nyata yang bertumpu pada budi, berasaskan
kepercayaan rasional. Setiap masyarakat memiliki kebudayaan yang khas, hal ini
dikarenakan kondisi sosial budaya masyarakat antara yang satu dengan yang lain
berbeda. Kebudayaan sebagai cara untuk berfikir dan cara merasa menyatukan diri
dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia yang membentuk kesatuan sosial
dalam suatu ruang dan waktu.
Manusia
juga mempunyai peluang untuk berikhtiar dengan kemampuan yang dimiliki,
setidaknya dengan berdo’a, memohon pertolongan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Namun terdapat pula upaya yang lebih diwarnai oleh nilai-nilai yang bersumber
dari agama Hindu. Pada masyarakat Jawa Tengan mempunyai kepercayaan tentang roh
dan kekuatan gaib yang telah dimulai sejak zaman dahulu. Anggapan ini
menyebabkan orang jawa mengakui adanya roh yang paling berkuasa dan lebih kuat
dari manusia. Manusia dalam mengadakan upacaya menyembahkan sesaji, agar
terhindar dari roh. Kepercayaan masyarakat jawa dikenal juga upaya untuk
menghubungi roh halus.
Upacara
sedekah bumi merupakan salah satu upacara adat berupa prosesi seserahan hasil
bumi dari masyarakat kepada alam. Upacara ini biasanya ditandai dengan pesta
rakyat yang di adakan di balai desa. Upacara ini sudah berlangsung turun
temurun dari zaman nenek moyang kita dan berkembang di pulau jawa.
Sedekah
bumi adalah salah satu upacara tradisional untuk mengungkapkan rasa syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Upacara ini masih banyak kita jumpai di pedesaan,
yang kehidupan masyarakat ditopang pada sektor pertania. Upacara sedekah bumi
ini menjadi sarana upacara terima kasih dan rasa syukur warga setempat kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas berkumpulnya dengan penuh suka cita untuk berbagai
kegiatan ritual keagaamaan dan pesta rakyat. Khususnya bagi masyarakat jawa
para kaum petani, tradisi sedekah bumi ini merupakan rasa syukur atas hasil
pertanian hasil bumi yang telah ditamannya selama ini.
Ada
hal yang menarik dalam pelaksanaan upacar sedekah bumi di Desa Dumpil ini
yaitu, pada saat pembawaan sesaji menuju punden yaitu semua warga desa dumpil
membawakan sesaji entah itu berupa nasi atau pisang dan kepala desa naik kuda
dengan mengeliliki desa. Pada saat membawa sesaji ke punden semua warga desa
mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas dilimpahkan rahmat
kepada warga desa. Dan tak lupa pada saat acara pertunjukan kethoprak yaitu
harus menyediakan hasil panen atau hasil bumi, karena ini semua merupakan wujud
rasa syukur atas keberhasilan dalam hasil bumi.
REFERENSI
Hasil
wawancara
Komentar
Posting Komentar