CUPU KYAI PANJALA
CUPU KYAI PANJALA
Herlambang Fattah Khurahman
2017015069
6 F
Abstract
Upacara Pembukaan Cupu
Panjala adalah merupakan tradisi membaca tanda yang muncul pada
lembaran-lembaran kain pembungkus Cupu Panjala yang dibuka ahli waris dari
keluarga trah panjala, selanjutnya kondisi Cupu akan terlihat disaksikan oleh
para pengunjung.
Artikel ini bertujuan
untuk 1. Mengetahui bagaimana bentuk dari Upacara Pembukaan Cupu Panjala. 2.
Mengetahui unsur-unsur yang terkandung dalam Upacara Pembukaan Cupu Panjala. 3.
Mengetahui jalannya prosesi Upacara Pembukaan Cupu Panjala. 4. Mengetahui
fungsi dari Upacara Pembukaan Cupu Panjala.
Isi dari artikel ini
adalah Penjelasan tentang Upacara Pembukaan Cupu Panjala yaitu Upacara pembukaan Cupu Panjala biasanya
menggunakan sarana dan prasarana berupa sesaji, merupakan bentuk persembahan
Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan segala manifestasinya. Unsur-unsur yang
terkandung dalam Upacara Pembukaan Cupu Panjala antara lain Petugas dan peserta
Upacara pembukaan Cupu Panjala dan Sesaji dalam Upacara Pembukaan Cupu Panjala.
Kata kunci : Upacara Pembukaan Cupu, Prosesi, Sesaji
PENDAHULUAN
Kebudayaan merupakan hasil dari karya cipta, rasa, dan karsa
manusia. Lingkupnya mencakup banyak aspek kehidupan seperti hukum, keyakinan,
seni, adat atau kebiasaan, susila, moral, dan juga keahlian. Kehadirannya mampu
mempengaruhi pengetahuan seseorang, gagasan, dan ide meskipun budaya berwujud
abstrak.
Budaya Daerah adalah suatu
kebiasaan dalam wilayah atau daerah tertentu yang diwariskan secara turun
temurun oleh generasi terdahulu pada generasi berikutnya pada ruang lingkup
daerah tersebut. Budaya daerah ini muncul saat penduduk suatu daerah telah
memiliki pola pikir dan kehidupan sosial yang sama sehingga itu menjadi suatu kebiasaan
yang membedakan mereka dengan penduduk – penduduk yang lain.
Salah satu kebudayaan daerah yang masih terjaga sampai saat
ini adalah tradisi Cupu Panjala. Cupu Panjala merupakan tradisi yang masih
dilakukan oleh penduduk setempat di daerah Giri Sekar, Panggang, Gunung Kidul.
Tradisi tersebut dilaksanakan satu tahun sekali pada bulan jawa dulkangidah
hari senin Wage malam Selasa Kliwon.
Cupu kyai
panjala merupakan sebuah guci kecil dan merupakan benda pusaka yang mempunyai
daya magis dan kekuatan gaib, yang diyakini mampu memberikan petuah kepada
orang yang mempercayainya. Upacara pembukaan cupu panjala muncul sebagai
aktivis sosial masyarakat jawa di Kabupaten Gunungkidul.
Upacara
pembukaan Cupu Panjala biasanya menggunakan sarana dan prasarana berupa sesaji,
merupakan bentuk persembahan Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan segala
manifestasinya. Upacara pembukaan Cupu Panjala, karena Cupu yang terbungkus
lembaran-lembaran kain tersebut dibuka pada waktunya yaitu dibuka setiap satu
tahun sekali.
PEMBAHASAN
Upacara
Pembukaan Cupu Kyai Panjala
A.
Penjelasan
tentang Upacara Pembukaan Cupu Panjala
Cupu kyai panjala merupakan sebuah benda berbentuk
guci kecil dan merupakan benda pusaka yang mempunyai daya magis dan kekuatan
mistis., yang diyakini mampu memberikan petuah kepada orang yang
mempercayainya. Upacara pembukaan cupu panjala muncul sebagai aktivis sosial
masyarakat jawa di Kabupaten Gunungkidul. Upacara ini merupakan upacara
keagamaan secara global atau kepercayaan, artinya upacara tersebut dilaksanakan
dari berbagai unsur agama atau keyakinan. Upacara pembukaan cupu panjala yang
berfungsi sebagai penyelaras keharmonisan hubungan antara manusia. Upacara ini
berkembang seiring dengan kebutuhan masyarakat untuk mempresentasikan emosi
keagamaan.
Upacara pembukaan Cupu Panjala biasanya menggunakan
sarana dan prasarana berupa sesaji, merupakan bentuk persembahan Kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan segala manifestasinya. Upacara pembukaan Cupu Panjala, karena
Cupu yang terbungkus lembaran-lembaran kain tersebut dibuka pada waktunya yaitu
dibuka setiap satu tahun sekali. Terdapat tiga cupa dalam upacara tersebut.
Ketika Cupu tersebut diletakkan dalam sebuah kotak yang yang terbuat dari kayu.
Cupu yang paling besar bernama Semar Tinandhu, Cupu yang berukuran sedang
bernama Palang Kinantang dan yang paling kecil bernama Kenthiwiri. Ketiga Cupu
tersebut dibungkus lembaran-lembaran kain putih yang berasal dari sejumlah
peziarah yang mempunyai keinginan atau permohonan secara pribadi.
Tradisi Upacara Pembukaan Cupu Panjala adalah
merupakan tradisi membaca tanda yang muncul pada lembaran-lembaran kain
pembungkus Cupu Panjala yang dibuka ahli waris dari keluarga trah panjala,
selanjutnya kondisi Cupu akan terlihat disaksikan oleh para pengunjung. Selama
prosesi membuka kain pembungkus Cupu Panjala lembar demi lembar dilihat,
dicermati baik kondiri kain atau ada tanda-tanda yang berupa bercak gambar atau
adanya benda asing yang berada dalam lembaran-lembaran kain tersebut.
Tanda-tanda tersebut diyakini sebagai ramalan jaman atau tanda-tanda jaman
dianggap muncul dari kekuatan gaib Cupu Panjala yang merupakan pesan dari Sang
Maha Pencipta melalui kekuatan gaib.
Upacara pembukaan Cupu Panjala pada dasarnya adalah
upacara sesaji dan wilujengan yang ada di keraton Yogyakarta termasuk adat,
tradisi yang ada kaitannya dengan kepercayaan. Oleh karena itu sesaji dan
wilujengan yang dikenal di kalangan keraton Yogyakarta tidak lain berdasarkan
budaya Jawa.
B.
Unsur-unsur
yang terkandung dalam Upacara Pembukaan Cupu Panjala
Dalam Upacara pembukaan Cupu Panjala
terdapat unsur-unsur yang membangun, sebagai berikut.
1.
Petugas
dan peserta Upacara pembukaan Cupu Panjala
Keluarga pewaris
Cupu Panjala tidak dapat melaksanakan prosesi sendiri, harus ada bantuan dari
pihak lain. Warga masyarakat yang datang saling bahu membahu untuk
mempersiapkan Upacara yang akan berlangsung pada malam hari.
Adapun petugas
dan peserta Upacara Pembukaan Cupu Panjala adalah sebagai berikut:
a.
Juru
Kunci dan Ahli waris
Cupu panjala sebagai benda pusaka yang mempunya
kekuatan gaib, yang diwariskan secara turun-temurun dari keluarga Kyai Panjala
(Sayek) beratus-ratus tahun yang lalu. Keluarga alhi waris inilah yang
mempunyai hak atas Cupu Panjala dan berkewajiban melaksanakan Upacara Pembukaan
Cupu Panjala dalam setiap tahunnya. Ahli waris merupakan Abdi dalem keraton
Yogyakarta.
b.
Seluruh
Perangkat Desa
Perangakat desa yang menjadi panutan para warga yang
hadir sehingga kehadirannya menjadikan penduduk desa hatinya merasa diayomi.
Para perangkat desa berfungsi sebagai among tamu.
c.
Utusan
Keraton Yogyakarta
Utusan Keraton Yogyakarta ikut dan menyaksikan
Upacara Pembukaan Cupu Panjala karena ahli waris Cupu Panjalan merupakan abdi
dalem keraton Yogyakarta.
d.
Peziarah
Peziarah adalah peserta Upacara Pembukaan Cupu
Panjala yang berniat dan mempunyai keinginan khusus, yang disampaikan kepada
juru kunci Cupu Panjala.
e.
Pengunjung
Pengunjung adalah seluruh peserta yang datang dalam
Upacara Pembukaan Cupu Panjala, baik laki-laki maupun perempuan.
2.
Sesaji
dalam Upacara Pembukaan Cupu Panjala
Sesaji yang
digunakan dalam Upacara Pembukaan Cupu Panjala merupakan sesaji yang ditujukan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, melalui Cupu Penjala.
a.
Bunga
Bunga yang dipergunakan dalam Upacara Pembukaan Cupu
Panjala adalah bunga kanthil, kenaga, dan mawar. Bunga-bunga tersebut
dipergunakan sebagai sesaji dalam menghantarkan doa-doa oleh juru kunci Cupu
Panjala.
b.
Kemenyan
Kemenyan yang digunakan adalah kemenyan semar atau
kemenyan Jawa. Kemenyan tersebut dibakar selama Upacara Pembukaan Cupu Panjala
berlangsung. Kemenyan dipergunakan sebagai sarana untuk menghubungkan dengan
dunia gaib.
c.
Minyak
Wangi
Minyak wangi yang digunakan dalam upacaa pembukaan
cupu panjala adalah jenis Fambo.
C.
Prosesi
Upacara Pembukaan Cupu Panjala
1.
Wilujengan
Wilujengan
adalah ditujukan kepada pinisepuh atau sesepuh yang dianggap dipercaya bisa
memberi restu (pangestu) kepada yang mengadakan wilujengan. Wilujengan ini
berupa nasi gurih dang ingkung yang ditempatkan pada bakul besar (tenggok),
wilujengan tersebut diperoleh dari para peziarah yang telah terkabul
permohonannya.
Wilujengan
merupakan syarat yang harus ada dalam Upacara Pembukaan Cupu Panjala untuk
membuka Cupu Panjala. Wilujengan atau sarana yang digunakan dalam Upacara
Pembukaan Cupu Panjala sebagai berikut.
a. Ingkung
Ingkung
adalah ayam yang dimasak secara utuh, tanpa dipotong setelah jerohannya
dikeluarkan. Ingkung yang digunakan diharuskan ayam jantan jenis ayam jawa.
b. Nasi Gurih
Nasi
gurih adalah nasi yang dimasak dengan diberi santan dan bumbu. Nasi gurih
tersebut ditempaptkan pada tenggok.
c. Adrem
Adrem
adalah berasal dari beras merah yang ditumbuk halus dicampur dengan gula merah
dan parutan kelapa. Kemudian digoreng berbentuk bulat, setelah matang adrem
tersebut diirisi kecil-kecil.
d. Srondeng atau abon kelapa
Srondeng
berupa parutan kelapa yang berbentuk seperti abon. Srondeng yang terbuat dari
parutan kelapa yang digooreng kering dan diberi bumbu beserta gula jawa.
e. Peyek Putih
Peyek
putih yeng terbuat dari bahan beras yang ditumbuk halus dibuat adonan dengan
dicampur air. Adonan tersebut digoreng tipis-tipis. Peyek tersebut digoreng dan
warnanya putih karena dimasak tanpa ditambah bumbu.
d. Rawisan
Rawisan
adalah sayuran yang dicampr atau diurap yang terdiri dari kubis, kecambah,
mlandhing atau petai cina.
2.
Dhahar
Kembul
Setelah selesai
menghaturkan wilujengan dilanjutkan dengan dhahar kembul, yaitu makan sepiring
berdua. Dhahar kembul merupakan bagian penting dari Upacara Pembukaan Cupu
Panjala. Para peserta dibagikan sepiring makanan yang terdiri dari nasi gurih,
srondeng, adrem dan peyek putih.
D.
Fungsi
Upacara Pembukaan Cupu Panjala
1.
Fungsi
Religius dalam Upacara Pembukaan Cupu Panjala
Fungsi religius tidak bisa lepas dari kerangka dasar
keagamaan, agama memberi pengaruh yang sangat besar terhadap aktivitas
kepercayaan dan keyakinan masyarakat baik tindakan, pakaian, dan pola pokir
masyarakat. Upacara Pembukaan Cupu Panjala tidak bisa dilepaskan dengan unsur
religius masyarakat, dimana dalam upacara tersebut terdapat kepercayaan dan
keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kekuatan gaib alam semesta, dan
kepercayaan terhadap roh leluhur. Terdapat pula keyakinan dan kepercayaan
terhadap kekuatan benda gaib, Cupu Panjala yang mampu memberikan kesejahteraan
dan memberikan petunjuk kepada orang yang mempercayai dan meyakininya.
2.
Fungsi
Sosial dan Kemasyarakatan Upacara Pembukaan Cupu Panjala
Upacara Pembukaan Cupu Panjala adalah kegiatan
sosial yang harus dilakukan oleh ahli waris dan warga. Di sini terjadi hubungan
yang serasi antara keluarga keraton Yogyakarta dengan masyarakat, sehingga
kerukunan hidup dan persatuan tetap terjaga. Upacara Pembukaan Cupu Panjala
merupakan upacara ritual yang didalamnya memaparkan mengenai sarana yang
dipergunakan, yaitu sesajen, kenduri dan dhahar kembul.
3.
Fungsi
Budaya dalam Upaara Pembukaan Cupu Panjala
Upacara Pembukaan Cupu Panjala mengandung nilai yang
sangat luhur, mengandung nilai-nilai budaya sebagai warisan leluhur yang
turun-temurun dan telah diwariskan oleh generasi sebelumnya.
Upacara Pembukaan Cupu Panjala merupakan perwujudan
dari budaya daerah, upacara ini memiliki arti penting dalam kehidupan
masyarakat pemiliknya. Upacara Pembukaan Cupu Panjala perlu dilestarikan karena
merupakan kebudayaan daerah yang menjadi identitas masyarakat Kabupaten
Gunungkidul dan menjadi bagian dari kebudayaan nasional.
PENUTUP
KESIMPULAN
Cupu kyai panjala merupakan sebuah guci kecil dan
merupakan benda pusaka yang mempunyai daya magis dan kekuatan gaib, yang
diyakini mampu memberikan petuah kepada orang yang mempercayainya. Upacara
pembukaan cupu panjala muncul sebagai aktivis sosial masyarakat jawa di
Kabupaten Gunungkidul. Upacara ini merupakan upacara keagamaan secara global
atau kepercayaan, artinya upacara tersebut dilaksanakan dari berbagai unsur
agama atau keyakinan. Upacara pembukaan cupu panjala yang berfungsi sebagai
penyelaras keharmonisan hubungan antara manusia. Upacara ini berkembang seiring
dengan kebutuhan masyarakat untuk mempresentasikan emosi keagamaan.
Unsur-unsur yang terkandung dalam Upacara Pembukaan
Cupu Panjala antara lain petugas dan peserta Upacara pembukaan Cupu Panjala.
Sesaji dalam Upacara Pembukaan Cupu Panjala.
Prosesi Upacara Pembukaan Cupu Panjala antara lain
Wilujengan adalah ditujukan kepada pinisepuh atau sesepuh yang dianggap
dipercaya bisa memberi restu (pangestu) kepada yang mengadakan wilujengan.
Dhahar Kembul Setelah selesai menghaturkan wilujengan dilanjutkan dengan dhahar
kembul, yaitu makan sepiring berdua. Fungsi Upacara Pembukaan Cupu Panjala
diantara nya adalah fungsi Religius Fungsi Sosial dan Fungsi Budaya.
DAFTAR PUSTAKA
Dennis
Kurniawati, Steffi. 2012. Ramalan Alam Dalam Pembukaan Cupu Panjala Di Duaun
Mendak-Girisekar Kabupaten Gunungkidul. Fakultas Sastra dan Seni Rupa.
Universitas Sebelas Maret.
Komentar
Posting Komentar